• Yang Lebih Baik



    Sewaktu saya kecil, saya memiliki banyak mimpi. Banyaaaakkk sekali, layaknya anak-anak kecil yang polos dan belum mengerti apa-apa kecuali apa yang dia inginkan. Seperti kamu juga :)
    Saya memiliki banyak sekali cita-cita seolah-olah hal itu mungkin untuk dilakukan dalam satu waktu. Mulai dari dokter, guru, pramugari, sekretaris, pokoknya semua yang ada di gambar kartu hadiah kotak susu saya ingin jadi seperti mereka. Semakin bertambah usia, cita-cita itu berkurang satu per satu, hingga kita menemukan satu yang benar-benar kita inginkan. Kenapa ya, waktu kita kecil dan sejalan dengan bertambahnya usia kita, kita tidak takut untuk melepaskan mimpi itu satu per satu dan kemudian hanya bertahan pada satu mimpi?

    Banyak yang mampir ke telinga saya perkataan seperti "Kami putus. Aku gak yakin bisa melalui hari-hariku tanpa dia...." atau "Dia memang baik, tapi anehnya aku merasa hubungan kami hambar. Kalau aku putus apa aku bakalan nemu cowok yang setia seperti dia lagi?" atau "He's the best I've ever knew. Without him, my life is plain..." atau "Dia segalanya banget deh buat gue. Cantik, baik, perhatian, tapi nyokap gag setuju. Gak apa-apa deh nikah ama elu, nasib gag bisa bersatu dengan cewek idaman." Nah yang terakhir rada nyesek sekalipun dalam nada bercanda XD

    Dulu. Dulu sekaliiii ketika saya putus dengan pacar pertama saya, rasanya tidak percaya itu terjadi (sehhh... Oke. Serius). Bagi orang yang mengenal dia, nggak bakalan nyangka suatu hari dia bakal mampu menyakiti perasaan seseorang (yang secara mengenaskan dalam hal ini adalah saya T-T). Selama beberapa waktu dalam masa-masa labil yang baru patah hati, seperti yang lain-lain saya merasa sangat kecewa dan menyalahkan dia atas apa yang telah ia perbuat (berpaling pada cewek lain, red.) Rasanya nggak percaya, semua janji-janji yang dia buat dia ingkari sendiri. Sinetron banget deh pokoknya....
    Kemudian, beberapa tahun kemudian Tuhan memberi saya pelajaran berharga. Saya selalu percaya Tuhan bekerja dengan cara yang misterius, begitu juga ketika ia ingin menegur umat-Nya atau memberi umat-Nya pelajaran.
    Tuhan membuat saya mengerti, bahwa itulah hidup. Adalah sebuah proses. Adalah membutuhkan rasa sakit, kegagalan, kehilanga untuk membuat kita menghargai apa yang sudah kita punya, untuk mengajarkan pada kita bagaimana berdiri dengan benar, untuk menegur kita bahwa hidupmu memang berada dalam kendalimu, tetapi ada faktor X yang mengaturnya di atas kemampuanmu.
    Ibaratnya kita hidup di dalam bab-bab buku Tuhan dan kita memegang tintanya. Tuliskan kisah terbaik yang bisa kau buat, Tuhan yang akan menyempurnakannya. Kita tidak bisa menuntut dunia berputar seperti yang kita inginkan. Jangan egois.

    Memang menyakitkan saat kamu patah hati. Memang menyakitkan saat kamu harus ditinggalkan oleh orang yang sangat kamu sayangi. Tetapi satu hal yang membuat saya mengerti, mereka punya hidup sendiri. Mereka berhak menentukan apa yang mereka inginkan. Mereka berhak mengejar kebahagiaan mereka sendiri. Kalaupun tidak sekarang, mungkin beberapa bulan kemudian, atau setahun kemudian, hal itu pasti terjadi bila memang sudah takdirnya terjadi. Ingat, jodoh di tangan Tuhan, sekalipun kita diwajibkan berikhtiar, tetapi Tuhan tetaplah hakim terakhir. Kamu tidak bisa memaksakan perasaan seseorang. Lagian, apa enaknya bersama-sama dengan seseorang yang tidak bisa mencintaimu sepenuh hati? Apa enaknya dijadikan yang kedua ketika kamu menjadikan mereka yang pertama? Apa enaknya menjalin sebuah hubungan atas dasar kasihan? Atau paksaan? Dan tanpa ketulusan?
    Ada pepatah yang saya ingat, bahwa membina hubungan tanpa cinta itu seperti membangun istana di atas pasir...
    Sekarang saya malah bersyukur, kalau saya tidak putus dengan pacar pertama saya dulu, mungkin saya akan hidup sengsara karena hanya mencintai sepihak. Ia mengambil keputusan yang benar dengan memutuskan saya :') Ia telah menyelamatkan hidup dan hati saya maupun dirinya. Dia berani memutuskan apa yang ia inginkan dan mengejar untuk mencapainya. Apapun pilihan yang kita ambil mengandung resiko, bukan begitu?

    Dalam perjalanan cintamu, kau akan selalu bertemu yang lebih baik, dan akhirnya berhenti pada yang terbaik. Hal ini tidak bisa dijelaskan secara teori, karena hati manusia adalah rahasia terdalam setiap orang. Kita tidak bisa melihat apa yang orang lain lihat dalam diri orang yang dicintainya. Jangan takut untuk mencintai dan patah hati karena itu berarti Tuhan memberimu kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang lebih baik. Kalau kata Johny Depp sih, "Jika kau mencintai yang pertama, mengapa bisa jatuh cinta pada yang kedua?" Kau akan banyak belajar, entah itu dari orang-orang yang kau temui atau yang dekat denganmu. Semuanya mungkin tidak berakhir bahagia, mungkin tidak berjalan seperti yang kamu inginkan, tapi selalu ada pelajaran yang bisa kamu petik. Hatimu seperti sebuah kanvas putih, dimana orang-orang bisa menggoreskan catnya dalam berbagai warna dan bentuk di atasnya. Terkadang indah dan menyentuh hingga membuatmu menangis, terkadang sangat buruk dan....juga membuatmu ingin menangis :D


    Tapi, ingatlah, akan selalu ada yang lebih baik.


0 comments:

Post a Comment