• Friend? Unfriend?

    Siapa sih yang ingin kehilangan teman? 
    Sebisa mungkin kita selalu berusaha untuk menjaga perasaan mereka agar kita tidak menyinggung perasaan mereka (sekalipun dengan tidak sengaja) hanya agar mereka merasa nyaman dan merasa dihargai?
    Cara kita memperlakukan orang adalah dengan cara kita ingin diperlakukan oranglain.
    Respect each other.
    Tapi gimana kalau teman-teman kita menyakiti perasaan kita? Apakah kita lantas berkata "oke, kita bukan teman lagi"? Semudah itu kah? 
    Bagi sebagian orang mungkin jawabannya "ya, semudah itu".
    Beda orang lain beda juga dengan kita dong. Gimana dengan kamu? ;D

    Karakter teman-teman kita gag semuanya cocok dengan kita. Karakter mereka juga yang kadang tanpa sadar merupakan 'seleksi alam' alami tentang siapa yang benar-benar teman sejati dan mana yang tidak.
    Sebuah pengalaman mengajarkan saya tentang sesuatu, bahwa pertemanan atau persahabatan tidak bisa diklaim seperti orang pacaran. Pertemanan nggak seperti orang nembak. Pertemanan terjalin begitu saja. Secara alami. Karakter yang berbeda dan kadang saling melengkapi maupun mengisi yang membuat kita cocok satu sama lain. Tetapi apakah hanya karena 'cocok' sebuah pertemanan adalah sesuatu yang sejati?

    Suatu hari seorang teman mengatakan pada saya semacam dia menyukai pertemanan dengan saya yang dia bilang setia kawan karena setiap ada tugas kuliah atau sesuatu yang berhubungan dengan kuliah yang perlu di-share saya selalu membagi informasi (bukan tugasnya) dengan yang lain. Waktu itu saya diam saja, dalam hati saya berpikir, kalau pertemanan diukur dari hal semacam itu jika suatu saat saya lupa atau khilaf memberitahu dan menyebabkan dia tidak mengerjakan tugas saya bisa di-unfriend :D (but that's not the problem dan saya tidak ambil pusing).

    Saya pernah menyatakan kekhawatiran saya tentang seorang teman kepada teman yang lain "Gimana kalau dia nggak mau ngomong lagi sama aku?" dan teman cowok saya itu menanggapi "Ya berarti dia childish dong. Kamu harus lebih dewasa dengan bersikap normal di depan dia. Masa cowok kayak gitu." Beberapa waktu kemudian ketika saya membuat dia jengkel (dan saya tidak mengerti kenapa karena dia tidak pernah mengatakan pada saya dan dia juga tidak menjawab ketika saya tanya) dia tidak mau bicara pada saya. Ketika saya sapa, menoleh pun tidak :D Sepertinya saya lupa memberitahu sebuah tugas kepada dia sehingga dia tidak mengerjakan :P

    Saya pikir itu lucu. Teringat bagaimana ia menilai seseorang kekanak-kanakan jika orang itu tidak mau bicara dengan orang lain karena orang itu membuatnya sebal. Tapi kemudian dia melakukan hal yang sama, tidak mau bicara, menyapa, bahkan mungkin menatap saya ketika ia jengkel pada saya.

    Orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang pertemanan. Tersinggung, sakit hati, jengkel, mungkin adalah sebagian rasa negatif yang akan kita rasakan ketika kita berbaur dengan orang lain. Namanya juga makhluk sosial dan kita tidak bisa menuntut oranglain untuk bersikap seperti yang kita mau. Tuhan menciptakan kita berbeda, Tuhan memberi kita kemampuan untuk berbicara dan merasa, agar kita berkomunikasi dan saling mengerti.

    Buat saya, teman adalah teman, dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka. Sudah menjadi tugas seorang teman untuk mengingatkan teman yang lain jika itu untuk kebaikannya, bukannya membiarkan mereka tetapi membicarakan mereka di belakang. Teman tidak menunggu dimintai maaf, melainkan memaafkan sebelum mereka meminta maaf. Teman sejati tidak pernah meninggalkanmu sekalipun kamu seorang yang menurut oranglain menyebalkan. Temanmu menerima apa adanya kamu, menyayangi dengan segala kekuranganmu, dan mengingatkanmu karena mereka mencintaimu.

    Siap untuk berteman? :)

2 comments:

  1. @shelltam said...

    uhuk uhuk, hmhmhm.....


    http://shelltam.blogspot.com/

  2. SINISTRMR said...

    Marry me Lisa!

Post a Comment